Cara Meletakan Tangan di Atas Tangan Kiri Ketika Shalat

Oleh bacaanmadani

Monday, May 09, 2016

Bagikan :

Tweet

Manakah posisi tangan yang benar dalam meletakan tangan di atas tangan kiri ketika shalat?

Saudaraku yang di rahmati Allah

Jika kita menurut pendapat ulama, maka kita dapat beberapa cara dalam meletakan posisi tangan kanan di atas tangan kiri ketika selesai takbiratul ihram:

a. Telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri

Cara ini berdasarkan hadis dari wail bin Hujr yang artinya “Aku pernah mengerjakan shalat bersama rasulullah. Beliau pun meletakan telapak tangan kanan beliau di atas tangan kiri di atas dada beliau” (HR.Ibnu Khuzimah, Abu Dawud, dan Ad-Darmini)

b. Telapak tangan kanan di atas lengan tangan kiri

Cara ini berdasarkan hadis dari Sahl Bin Sa’ad , "Orang-orang dahulu di perintahkan agar seseorang meletakan (telapak) tangan kanannya di atas Lengan Tangan kirinya pada saat ia mengerjakan Shalat.” (HR. Bukhari Dan Muslim) 

c. Telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri

Cara ini berdasarkan hadis dari Hulb At-Thaiy, yaitu Yazid ‘Adiy Bin Qunafah yang artinya, “ Aku melihat rasulullah meletakan tangan kanan beliau di atas tangan kiri beliau, di atas dada, di atas pergelangan tangan kiri.” (HR.Ahmad)

Inilah beberapa variasi meletakan tangan ketika shalat dengan demikian, kita dapatkan tidak hanya satu cara. Pembaca bisa memilih salah satu dari ketiga cara tersebut. Jika mendapatkan saudara kita yang berbeda cara meletakan tangan dengan kita maka tidak perlu lagi menyalahkan mereka.

Hanya saja, kami (penulis) mendapatkan ada di antara saudara kita yang berbeda dalam meletakan posisi tangan mereka ketika shalat, bukan mengambil salah satu dari ketiga cara tersebut. Yaitu, dengan cara meletakan telapak tangan mereka di sudut siku-siku tangan atau ada juga yang meletakan telapak tangan mereka di atas tangan kiri namun di tambah dengan posisi kedua tangan di atas ulu hati, jadi kedua tangan aga serong ke kiri. Kami sendiri belum pernah mendapatkan landasan yang jelas di gunakan mereka sebagai dalil.

Memang kita boleh berbeda dalam melaksanakan shalat. Hanya saja, tentunya perbedaan pendapat tersebut hendaknya masih dalam bingkai Al-Quran dan sunah Rasulullah. Wallahu a’lam bis shawab

Tag : Rukun Syarat